Orang-orang hebat adalah orang-orang kecil yang berkembang, kehidupan-kehidupan yang luar biasa adalah kehidupan yang biasa yang dibangun.

Wilfred A. Peterson

Didalam diri setiap orang memiliki potensi yang tak ternilai. Setiap orang memiliki segala yang dibutuhkannya untuk berhasil. Zig Ziglar pernah membuat pernyataan, “Manusia dirancang untuk menyelesaikan tugas, dibentuk untuk kesuksesan, dan dianugrahi dengan benih-benih yang terbaik.” Bagi saya artinya, saya dirancang untuk menyelesaikan segala sesuatu yang telah saya mulai. Apa yang saya kerjakan ditentukan untuk berhasil. Dan segala sumber daya yang saya butuhkan untuk mencapai keberhasilan sudah di sediakan Tuhan didalam diri saya.

Banyak orang berhenti berusaha mencapai kemaksimalannya karena mereka sudah merasa cukup dengan apa yang mereka capai. Ungkapan yang mengatakan, “Yang baik selalu menjadi musuh yang terbaik”, merupakan gambaran dari hal ini. Jika kita sudah merasa puas dengan yang baik, maka kita tidak akan pernah berusaha lagi mencapai yang terbaik. Sebuah mentalitas puas diri yang mematikan potensi. Karena hal ini, banyak orang nyaris tidak berjuang untuk berusaha mencapai yang terbaik. Keberhasilan, kesuksesan, dan pencapaian puncak pada kehidupan seseorang, bagi mereka hanyalah ‘keberuntungan’ atau orang yang diberkati, atau bahkan dengan pandangan sinis menganggap karena fasilitas yang berbeda dari yang mereka miliki.

Ketika seseorang berhasil, dan sukses mungkin banyak orang biasa yang ingin menjadi seperti mereka bahkan mengidolakan mereka. Contohnya, banyak orang mengidolakan pemenang Indonesian Idol, mereka meniru gayanya, mencoba menyanyi seperti dia, bahkan ikut audisi juga. Tapi yang mereka fokuskan adalah hal-hal yang terlihat dari luar, tidak banyak orang yang bisa melihat dan meniru faktor kesuksesan sejati orang-orang berhasil. Keberhasilan dan kesuksesan adalah berbicara tentang hati yang menjadi tempat dimana kehidupan yang sebenarnya sedang berlangsung.

Apa yang kehidupan atau penampilan kita yang dari luar akan menunjukkan apa yang didalam hati kita. Sayangnya, pada era ini orang kebanyakan hanya melihat apa yang terlihat dari luar. Mereka memandang kecantikan fisik, melihat keberhasilan dari mobil mewah yang dipakainya, dan secara umum orang mengartikan keberhasilan hanya dari ‘apa yang dimilikinya’ secara materi. Pemikiran seperti ini akan membuat rapuh kejiwaan kita, karena ‘apa yang dimiliki’ hanya akan memberikan sebuah kepuasan yang sesaat.

Alangkah bahagianya, jika setiap orang berani membangun bagian dalam dirinya lebih dari apa yang terlihat mata. Bagian dalam diri kita itu kembali berbicara mengenai hati. Mengenai sikap hati dan karakter kita. Jika kita membangun bagian dalam diri kita, maka dengan sendirinya bagian luar kita akan mengikuti. Siapakah diri kita, adalah siapakah kita ketika dinilai dari dalam.

Karakter merupakan sebuah cerminan dari sikap hati kita yang terpancar melalui tindakan-tindakan kita. Siapa diri kita menggambarkan apa yang kita mampu lakukan. Bukan apa yang kita lakukan yang menggambarkan siapa diri kita. Saya sangat setuju dengan pernyataan Philip Barker, bahwa kita adalah ‘human beings not human doings’.

Apa yang kita lakukan bukan lah gambaran potensi diri kita. Tetapi siapa diri kita menggambarkan potensi apa saja yang bisa kita lakukan.

Karena itu, akan sangat penting bagi kita untuk membentuk sikap hati lebih dari apapun yang lain. Sikap hati akan membentuk keyakinan dan kepercayaan diri. Sikap hati akan memunculkan karakter. Sikap hati akan menjaga jalan-jalan yang kita tempuh. Dan sikap hati adalah sebuah dasar, jika Anda membangunnya dengan bahan yang berkualitas maka rumah kehidupan Anda tidak akan tergoyahkan oleh badai apapun.

Mari bangun kehidupan kita, dimulai dari sikap hati kita.


In this life is not about HOW SMART are you, but about HOW you SMART

SMARTLIFE
www.smartinlife.com